+62 (21) 426-2125 / 0818216000 (call only) jakarta@postiga.co.id

Organisme yang biasa disebut hama gudang merupakan golongan serangga dan hewan pengerat yang hidup dan bersarang di gudang. Mereka kerap menjadi masalah karena bisa menimbulkan kerugian pemilik gudang terebut.

Adanya jenis hama dalam gudang tentu berakibat tidak baik terhadap produk yang disimpan di dalamnya. Dengan populasi tertentu akan mengakhibatkan tingkat kerusakan pada produk yang disimpan. Produk menjadi rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi. Disamping dapat merusak produk yang disimpan beberapa hama tersebut dapat berperan menjadi vektor mekanis pembawa agen penyakit seperti TBC, disentri, tipus, leptospira, pes, dll.

 

Pencegahan dan Pengendalian Hama Gudang

Untuk melakukan pencegahan dan pengendalian hama gudang sebaiknya kita memahami agen apa yang ada dalam gudang tersebut. Prinsip pengendalian hama terpadu harus diterapkan yaitu meliputi melakukan identifikasi hama sasaran, memahami bioekologinya, menentukan cara/strategi pengendalian, menentukan jenis zat kimia yang digunakan (bila terpaksa harus dengan cara kimiawi) dan evaluasi/kontrol  terhadap program pengendalian yang sudah dilakukan. Pelaksanaan pengendalian pengendalian hama dalam sebuah perusahaan dapat di lakukan sendiri atau melalui jasa pengendali pest (pest control).

Begitu pula peletakkan peralatan dan bahan yang digunakan untuk pengendalian harus di letakkan dalam tempat tersendiri agar tidak mencemari produk yang disimpan. Pemilihan metode pengendalian dalam gudang penyimpanan makanan harus tepat, berbeda dengan gudang pada umumnya.

Metode pengendalian-nya pun aman baik terhadap manusia, produk yang disimpan dan lingkungan. Beberapa strategi pengendalian hama gudang diantaranya dengan cara fisik, kimia, dan biologi :

a. Pengendalian secara fisik; pengendalian hama dengan menggunakan alat manual, perangkap, listrik, radiasi, gelombang elektromagmentik dll. Metode ini bisa digunakan pada pengendalian tikus, kecoa, lalat, nyamuk, dll. Pengendalian ini banyak diterapkan pada gudang penyimpanan produk peternakan seperti dengan memasang perangkap elektrik dan pemasangan tirai udara pada pintu-pintu masuk/ventilasi yang strategis bagi hama. Pengendalian serangga dengan perekat untuk mencegah lalat dan semut dapat dilakukan.

b. Pengendalian kimia; pengendalian dengan menggunakan bahan kimia tertentu. Dalam hal ini tentunya dengan perlakuan khusus dan bahan yang digunakan dipilih yang aman. Sebagai contoh pengendalian dengan cara fumigasi menggunakan CO2. Caranya gudang yang diberi lapisan kedap udara secara keseluruhan dan dipastikan tidak bocor. Gas CO2 di hembuskan pada ruangan tersebut dalam waktu tertentu. Gas ini tidak beracun bagi produk tetapi akan mematikan makluk yang ada didalamnya dalam jangka waktu tertentu. Untuk pengendalian hama tikus beberapa produk bahan kimia jadi telah dibuat, namun hati-hati dalam penggunaannya terutama disekitar lokasi gudang agar tidak mencemari produk. Akan lebih bijak pengendalian hama tikus disekitar gudang menggunakan cara fisik seperti perangkap.

c. Pengendalian biologi; pengendalian ini dianggap paling ramah lingkungan dan dapat menjaga keseimbangan ekosistem alam. Pengendalian biologi hama tikus misalnya dengan memperbanyak predator pemakan tikus berupa burung hantu dan ular. Hal ini pernah dilakukan di persawahan padi sehingga ekosistem rantai makanan di habitat tersebut dapat berjalan dalam keseimbangan. Tikus tidak lagi menyerang lumbung-lumbung padi yang merupakan gudang penyimpanan produk oleh petani. Pengendalian biologis pada serangga juga dapat dilakukan dengan membuat strain serangga jantan mandul (sterile male insect). Hal ini dapat mengurangi/menekan populasi serangga hama pada ambang batas tertentu seperti lalat.