+62 (21) 426-2125 / 0818216000 (call only) jakarta@postiga.co.id

Pernahkah Anda merasakan gatal dan kemerahan di beberapa bagian tubuh selepas bangun dari tidur? Jika ya mungkin saja itu akibat gigitan dari serangga pengisap darah yang populer disebut kissing bug.

Tapi tak hanya meninggalkan bekas bentol yang membuat bagian tubuh tertentu gatal, serangga ini menurut penelitian yang dilakukan Texas A&M Veterinary and Biomedical School, dapat menginfeksi penyakit.

Gigitan serangga dapat menimbulkan reaksi yang beragam, mulai dari gejala ringan hingga reaksi alergi yang serius. Alergi gigitan serangga merupakan respons sistem imun terhadap racun yang dikeluarkan atau bagian tubuh serangga saat menggigit atau menempel ke tubuh kita.

Reaksi gigitan biasa umumnya segera hilang dalam hitungan jam atau hari. Namun, lain halnya jika Anda memiliki alergi. Efek yang ditimbulkan pada tubuh Anda akan lebih serius dibandingkan orang yang tidak alergi.

Gejala awalnya mirip dengan gigitan serangga biasa, yakni munculnya benjolan merah yang terasa gatal. Setelah beberapa saat, gejala ini dapat berkembang menjadi ruam, bengkak, hingga sesak napas pada orang-orang yang sangat sensitif.

Apa saja gejala alergi gigitan serangga?

Reaksi yang timbul akibat alergi umumnya lebih parah dibandingkan bekas gigitan biasa. Gejala yang paling umum meliputi:

  • rasa gatal di area bekas gigitan serangga,
  • area gatal yang lebih besar daripada biasanya,
  • nyeri atau bengkak (pada area gigitan atau menyebar),
  • memar di area gigitan,
  • gatal-gatal dan ruam (biduran), serta
  • limfangitis atau peradangan pada sistem limfa.

 

Tingkat keparahan gejala bervariasi pada tiap orang. Reaksi berupa nyeri, bengkak, dan kemerahan biasanya hanya muncul pada area gigitan. Anda bisa mengatasinya dengan membersihkan area kulit yang digigit atau mengompresnya dengan es.

Ada pula reaksi yang menyebar, tapi bukan disebabkan oleh alergi. Reaksi ini mungkin tampak serius, tapi bisa diatasi dengan cara yang sama seperti gigitan serangga biasa asalkan tidak ada gejala lain yang muncul.

Sementara itu, reaksi alergi muncul dalam bentuk yang lebih parah. Gejala yang Anda alami mungkin meluas, tak tertahankan, atau disertai keluhan pada bagian tubuh yang lain. Reaksi seperti ini kemungkinan perlu diatasi dengan obat alergi.

Cara Mendiagnosis Alergi Gigitan Serangga?

Cara terbaik untuk mendiagnosis alergi gigitan serangga adalah dengan pemeriksaan medis. Dokter pertama-tama akan menanyakan riwayat medis Anda, termasuk kapan Anda digigit serangga, gejala apa saja yang muncul, dan sebagainya.

Dokter lalu melanjutkan pemeriksaan dengan tes alergi. Ada tiga macam tes alergi yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Tes tusuk kulit. Kulit Anda ditetesi sedikit alergen, lalu ditusuk dengan jarum kecil. Dokter akan mengamati gejala yang muncul selama 15-20 menit.
  • Tes intradermal. Alergen dalam dosis kecil disuntikkan ke kulit Anda. Dokter kemudian mengamati gejala yang muncul selama 15 menit.
  • Tes darah. Tes ini dipilih bila hasil dua tes sebelumnya negatif. Sampel darah Anda akan diambil untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.

 

Bagaimana cara mencegah alergi gigitan serangga?

Tidak ada cara khusus untuk mencegah gigitan serangga ataupun reaksi alergi yang timbul karenanya. Meski demikian, cara berikut bisa membantu Anda.

  • Kenali bentuk sarang serangga yang memicu reaksi alergi pada tubuh Anda. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi Anda untuk menghindarinya.
  • Kenakan kaus kaki dan sepatu saat bepergian.
  • Kenakan pakaian lengan panjang, celana panjang, kaus kaki, dan sepatu saat berkegiatan di wilayah dengan banyak tumbuhan.
  • Gunakan tirai pada pintu dan jendela rumah.
  • Gunakan losion antiserangga saat berkegiatan di luar rumah.
  • Pastikan tidak ada tanaman, semak, atau rerumputan yang memikat serangga di sekitar rumah.
  • Semprotkan pembasmi serangga ke tong sampah secara rutin.