+62 (21) 426-2125 / 0818216000 (call only) jakarta@postiga.co.id

Jakarta – Di antara banyaknya penyakit yang merebak saat ini, jangan abaikan demam berdarah. Entomolog Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Fairuz Hayati, mengingatkan obat dan vaksin untuk melumpuhkan Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus pada kasus demam berdarah dengue (DBD) belum ada sehingga penting untuk mencegah terinfeksi nyamuk tersebut.

Menurutnya, pencegahan gigitan nyamuk penyebab DBD perlu diperhatikan karena selain obat yang belum ada, faktor utama penyembuhan adalah kekebalan tubuh penderita yang berbeda-beda.

“Mengingat obat untuk membunuh virus Dengue hingga saat ini belum ditemukan dan vaksin untuk mencegah DBD masih terus dikembangkan, maka cara terbaik yang dapat kita lakukan adalah melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus di lingkungan kita,” ujarnya.

Menurutnya, 3M plus, yakni menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, mendaur ulang atau memanfaatkan barang-barang yang dapat menampung air hujan. Penting juga mencegah gigitan dan pengembangbiakan nyamuk dengan delapan langkah, yaitu memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, tidur menggunakan kelambu, dan memasang kawat kasa di lubang ventilasi.

waspada nyamuk

Operator PT. Postiga Sejahtera sedang melakukan fogging di rimbunan tanaman

Selanjutnya, menggunakan losion anti nyamuk, tidak menggantung pakaian yang sudah dipakai, memasang perangkap telur nyamuk yang disebut ovitrap/lavitrap/mosquito trap dan pengendalian larva atau jentik nyamuk dengan pemberian larvasida, yang bertujuan untuk membunuhnya. Upaya itu, lebih baik dari pada harus mengalami DBD yang sampai saat ini penyembuhannya masih bergantung kepada asupan makanan penderita.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kasus demam berdarah dengue masih tergolong tinggi, mencapai 32.213 kasus sejak awal tahun hingga 12 April 2022. Sementara, pada 2021 total sebanyak 73.518 kasus dengan jumlah kematian 705 kasus.

Kemenkes juga menjelaskan penanganan terhadap penderita DBD belum menggunakan obat khusus, melainkan obat yang disesuaikan dengan gejala yang timbul. Beberapa upaya pertolongan awal terhadap penderita dapat dilakukan antara lain bedrest, perbanyak asupan cairan atau banyak minum sekurangnya 2 liter per hari, kompres hangat. Bila demam tinggi dapat diberikan obat pereda demam seperti parasetamol.

Bila 2-3 hari gejala semakin memburuk, seperti pasien tampak semakin lemas, muntah-muntah, gelisah, atau timbul pendarahan spontan seperti mimisan, perdarahan gusi, perdarahan saluran cerna, dan lainnya, diharapkan agar segera dibawa ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan setempat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.