Pada musim hujan, biasanya ular bermunculan di pemukiman dan kadang masuk rumah hingga menjadi teror. Apalagi jika di rumah kita terdapat anak-anak, tentunya kedatangan binatang melata tersebut ke dalam rumah merupakan suatu hal yang harus dihindari.
Ular merupakan kelompok reptilia yang paling ditakuti oleh masyarakat karena gigitan beberapa jenis mengandung bisa mematikan. Menurut ahli biologi UGM, Donan Satria Yudha, ditemukannya ular masuk ke pekarangan hingga ke dalam rumah menandakan hewan melata ini kehilangan habitat dan sumber makanannya sehingga menjelajah ke lingkungan tempat tinggal manusia.
Amir Hamidy ahli Herpetologi (reptil dan amfibi) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, ular memang banyak muncul dan ditemukan saat musim hujan.
Menurutnya, ada 2 faktor penyebab ular selalu keluar saat musim hujan.
Pertama karena volume air meningkat baik di tanah maupun di permukaan.
“Sehingga hewan tanah seperti ular atau cacing tanah akan keluar, karena tempat mereka tinggal terisi air,”
“Kedua, pada awal musim hujan merupakan musim telur ular menetas baik ular berbisa maupun ular biasa.”
Amir mengatakan, dalam kurun waktu 5 tahun ini, di Indonesia sering dilaporkan banyak kasus temuan ular.
“Bisa juga ular lebih sering muncul karena kelembapan lebih tinggi, atau musim panas yang lebih panjang, itu kan berpengaruh terhadap suhu, apalagi suhu jadi aspek utama dalam penetasan telur ular, sehingga populasi ular meningkat,” lanjut dia.
Jika ular menyadari tempat tinggalnya tergenang air, maka ular akan mencari tempat untuk berteduh/shelter.
Sementara menurut Indonesia Snake Rescue, ular seringkali ditemukan ketika musim hujan karena waktu ini dimanfaatkan untuk bertelur dan menetaskan telur.
Maka dari itu, Anda harus meningkatkan kewaspadaan selama musim hujan. Caranya dengan mengetahui, apa yang menarik perhatian ular sehingga mendatangi rumah.
1. Tikus
Tikus merupakan hewan pengerat yang sangat mengganggu di rumah. Tak hanya menyebarkan penyakit, tikus juga kerap merusak barang hingga makanan.
Selain itu, tikus juga dianggap sebagai daya tarik dari ular. Terutama ketika ular ke luar dari tempat persembunyiannya untuk mencari makanan.
“Banyak spesies ular mencari hewan pengerat untuk makanan, dan jika Anda memiliki hewan pengerat yang tinggal di properti Anda, sangat mungkin ular juga ada,” kata Trutech Wildlife Service dan Critter Control Operations Adrienne Vosseler.
Bahkan jika tak ada tikus, ular akan mencari makanan lain seperti telur burung, bayi burung, katak, kadal, dan hewan kecil lainnya yang juga menjadi daya tarik ular.
2. Tumpukan daun
Tumpukan daun tak hanya membuat halaman Anda terlihat berantakan, tapi bisa menjadi tempat persembunyian yang sempurna bagi ular sebelum masuk ke rumah.
“Tumpukan daun memberikan kamuflase untuk ular, yang memungkinkannya bersembunyi dari pemangsa,” jelas Vosseler.
3. Tumpukan batu
Menggunakan batu di halaman dapat memberikan daya tarik pada, tetapi jika batu-batu tersebut langsung menghadap rumah maka jadi tempat menarik untuk ular.
“Jika Anda ingin menggunakan kayu atau batu untuk mempercantik hunian, maka jauhkan dari rumah Anda sehingga hewan tidak akan tergoda untuk menyelinap ke rumah Anda saat mereka bersembunyi,” kata ahli entomologi Ehrlich Pest Control Nancy Troyano.
4. Semak-semak
Taman yang penuh dengan tumbuhan memang memberikan kesan teduh dan asri, namun Anda harus juga memperhatikan kondisinya.
Jika terlalu lebat, sebaiknya Anda pangkas. Ular sangat menyukai semak-semak karena menjadi tempat sempurna bagi ular untuk berlindung.
“Rumput tinggi dan semak belukar menarik hewan pengerat, serta menyediakan perlindungan yang bagus untuk ular,” kata Troyano.
5. Retakan pada pondasi rumah
Jika Anda memiliki celah di sekitar jendela atau bagian lainnya, maka sebaiknya segera untuk diperbaiki.
“Ular bisa masuk ke rumah Anda melalui celah seukuran pensil. Penting untuk menutup lubang, retakan, atau celah di rumah,” jelasnya.
Berikut tips dan trik mengatasi ular di musim hujan.
1. Bersihkan rutin area yang rimbun dan tidak tersentuh. Potong rumput tinggi, kerja bakti warga agar ular bergeser keluar kawasan. Jika beruntung ditemukan telur ular untuk dipindahkan (jangan dimusnahkan).
2. Pasang jebakan tikus, kurangi dan hilangkan tikus di dalam rumah dan di area yang tak terawat. Bau tikus mengundang ular datang.
3. Pasang lampu penerang di halaman rumah untuk memantau pergerakan satwa di sekitar rumah.
4. Ular tidak takut pada garam, tali Ijuk, sabut kelapa, dan belerang tabur.
5. Ular cenderung menghindari bau menyengat yang tidak alami di ruang tertutup. Misal dengan memasang obat nyamuk elektrik di gudang, memasang semprotan pengharum ruangan otomatis di ruang tertutup. Ular akan mencari udara segar agar daya penciumannya tidak terganggu.
6. Siapkan alat bantu penanganan ular. Dapat berupa hook, grabstick, tongkat, bahkan cukup dengan sapu. Juga di siapkan senter agar pergerakan ular terlihat.
7. Simpan nomor emergency Indonesia Snake Rescue wa.me/628176800446 (Aji) atau kontak Pemadam Kebakaran terdekat untuk membantu penanganan ular.
8. Dalam hal ada kasus gigitan, cek dan data kontak fasilitas kesehatan terdekat yang menyediakan Serum Anti Bisa Ular (SABU). Siapkan pula alat imobilisasi minimal satu RT/RW siap satu set.
9. Meskipun hanya 20 persen ular yang berbisa mematikan, sebaiknya jangan pegang ular jika belum terlatih. Bekali keluarga di rumah terutama anak-anak dan atau asisten rumah tangga untuk tidak menangkap/membunuh ular yang masuk ke dalam rumah. Segera kontak tim rescue agar tidak terjadi salah penanganan.
Ular adalah bagian penting dari rantai makanan. Ekosistem sekitar kita perlu dijaga agar tetap seimbang. Manusia perlu ular untuk kelestarian lingkungan masa depan.